Postingan

Relativisme Kebenaran Dalam Lima Cerpen

Kali ini kita akan membahas tentang sebua karya dari Shoim Anwar. Shoim Anwar merupakan cerpenis sekaligus dosen di salah satu Universitas yang ada di Surabaya, cerpen-cerpen beliau sudah mencakup skala nasional. Cerpen beliau masih relevan dengan persoalan yang terjadi pada saat ini, dengan tinjauan dari berbagai aspek seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, budaya, dan lain-lain. dengan demikian, ada lima cerpen yang akan kita bahas dengan teori relativisme kebenaran yang di kemukakan oleh Sokrates (Shomali, 2011: 63) yang berbunyi, “Oleh sebab itu, karena setiap presepsi secara khusus dengan keberadaanku, maka presepsiku adalah benar bagiku dan, seperti kata Protagoras, aku adalah hakim segala sesuatu yang memang milikku yang ada sebagaimana adanya.” Dikutip dari buku Relativisme Etika karya A.  Shomali, dengan pernyataan tersebut sudah dijelaskan bahwa kebenaran tidak ada yang mutlak, dengan memertimbangkan presepsi dari orang lain dengan presepsi kita jelas memiliki perbedaan yang

Mengupas Tentang Video Lagu "Mama Papa Larang" Karya Judika

 Mama Papa Larang                                                                     Judika Separuh nafasku Ku hembuskan untuk cintaku Biar rinduku Sampai kepada bidadariku Uu-uu Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak, 'ku tak takut Tetap 'ku katakan 'ku cinta dirimu Ohh Karena kamu Bintang di hatiku Takkan ada yang lain Mampu goyahkan rasa cintaku padamu Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak, 'ku tak takut Tetap 'ku katakan 'ku cinta dirimu Sudah jangan kau usik lagi Cinta yang tertanam di hati Akan 'ku bawa sampai mati Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak, 'ku tak takut Tetap 'ku katakan 'ku cinta dirimu Ohh-uu Di

Berbicara Tentang Puisi "Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia" Karya Taufiq Ismail.

 Selamat Membaca dan nikmati setiap irama diksi yang terlontar. Langsung saja kita akan membicarakan tentang puisi yang di tulis oleh sosok sastrawan terkenal yakni Taufiq Ismail.  Sebuah puisi  yang biasanya berisi mengenai bentuk pengungkapan ekspresi penyair berdasarkan ide gagasannya dan dikemas melalui rangkaian diksi yang indah. Pada puisi   Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia , ia menceritakan keluh kesahnya mengenai pengalamannya. Berdasarkan isinya, puisi tersebut sebenarnya membicarakan penggabungan dua masa. Penyair membuat puisi tersebut di tahun 1998 tetapi isinya mengenai pengalaman pribadinya di tahun 1956. Secara tidak langsung jelas menggambarkan bentuk perbandingan masa Orde Lama dan Orde Baru. Pada bait pertama, tokoh aku sebenarnya bangga menjadi orang Indonesia karena negerinya telah berhasil merdeka atas jerih payah sendiri. Baru merdeka selama enam tahun saja sudah diakui oleh dunia, betapa hebatnya Indonesia. Ia juga memiliki sahabat dari luar negeri yang memamhami

Sajak Palsu Karya Agus R. Sarjono

  Dalam blog sebelumnya, kita sudah mempelajari beberapa makna puisi karya Widji Thukul, kini kita akan sedikit mempelajari puisi karya Agus R. Sarjono yang berjudul “Sajak Palsu”. Baiklah, untuk yang masih awam dengan puisi tersebut, saya tunjukkan terlebih dahulu sebelum kita mempelajari yang lebih dalam.               Sajak Palsu Karya: Agus R. Sarjono   Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di   akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, merek

Cerpen Berbau Mistis

  Setan Banteng Dapat dibaca di https://lakonhidup.com/2018/12/22/setan-banteng / Sinopsis:     Cerpen tersebut menceritakan tentang serombangan anak laki-laki pada jam istirahat. Rupanya anak-anak SD itu akan melakukan permainan setan banteng. Permainan tersebut dilakukan dengan kapur putih, salah seorang dari anak-anak itu cukup menggambar di lantai, atau kalau tidak ada kapur bisa menggunakan patahan ranting, menggurat di tanah. Anak yang mau menjadi banteng itu pun maju mendekati gambar, menekuk lutut, mengarahkan kepala ke arah gambar seperti mau bersujud. Namun anak itu tidak bersujud, ketika wajahnya mendekati gambar jari-jari tangannya membentuk lingkaran di depan kedua mata, seperti orang yang berpura-pura memegang teropong. Masih seperti mau bersujud, tubuhnya menekuk dengan jari-jari tangan melingkar di depan mata sampai tepat berhadapan dengan gambar makhluk bertanduk yang dimaksudkan sebagai banteng itu. Melalui jari-jari tangannya yang melingkar di depan mata itu, terh

Puisi karya Widji Thukul

 Kali ini kita akan sedikit membahas tentang puisi karya Widji Thukul. Dia adalah sastrawan sekaligus aktivis HAM yang banyak terlibat dalam aksi demonstrasi. Semenjak tragedi 1998 jejaknya menghilang dan tidak diketahui keberadaannya sampai saat ini. Meski sampai sekarang tak jelas keberadaannya, tapi karya-karya Wiji tetaplah hidup. Puisi-puisinya yang keras, menghantam hati penguasa yang mengandalkan ketakutan untuk memeras rakyat. Puisi-puisinya lantang, tak takut dibendung penguasa, tak takut dilibas peluru. Puisi Widji Thukul, adalah simbol perlawanan di zamannya. Coba baca terlebih dahulu puisi dengan judul "Peringatan". PERINGATAN Jika rakyat pergi Ketika penguasa pidato Kita harus hati-hati Barangkali mereka putus asa Kalau rakyat bersembunyi Dan berbisik-bisik Ketika membicarakan masalahnya sendiri Penguasa harus waspada dan belajar mendengar Bila rakyat berani mengeluh Itu artinya sudah gasat Dan bila omongan penguasa Tidak boleh dibantah Kebenaran pasti terancam A

Sebuah Hari Kemenangan

  Tiba saatnya bagi umat Islam menyambut hari kemenangan setelah berpuasa selama satu bulan penuh. Tepat sekali berkaitan dengan hari kemenangan kita akan sedikit mengulas sebuah karya sastra puisi yang di tulis oleh Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul Idul Fitri. Semua pasti akan sedikit tahu apa makna yang tersirat dalam puisi tersebut dapat menggambarkan sebuah arti kesucian diri atau kembali memulai lembaran baru yang suci dan saling memaafkan.   Baiklah langsung saja kita kupas mulai dari bait pertama kita akan disuguhkan dengan seorang hamba yang meratapi atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya waktu lampau, lalu ia menebus seluruh dosa-dosanya dengan menunaikan perintah Tuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan bait berikut ini. Lihatlah Pedang tobat ini menebas-nebas hati Dari masa lampau yang lalai dan sia Telah kulaksanakan puasa ramadhanku, Telah kutegakkan sholat malam Telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang Telah kuhamparkan sajadah Yang tak h